PAUL SCHOLES





Scholes yang memiliki nama tengah Aaron itu memang sosok yang bisa dijadikan contoh kesetiaan seorang pemain terhadap klubnya. Gelandang serang asli dari Manchester sudah berada di Old Trafford sejak usia 14 tahun. Tiga tahun kemudian, Scholes mulai bermain bersama tim muda MU, lalu bergabung ke tim senior pada 1993.

Bukti kesetiaan si rambut pirang tak hanya sampai di situ. Scholes sengaja tidak menyewa agen khusus untuk mengurus kariernya di sepak bola. Baginya, hanya ada satu klub di dunia ini, The Red Devils, sehingga tak perlu lagi ia membuang uang untuk membayar agen. Dia bahkan tidak pernah mau menerima tawaran iklan bahkan jarang mau diwawancara.

Atas kesetiaannya itu, nama Scholes tercatat sebagai salah satu pemain yang pernah bermain 500 kali. Itu terjadi pada Oktober 2006 saat MU menggebuk Liverpool dengan skor 2-0 di Old Trafford. Dengan rekor ini, namanya sejajar dengan pemain lain yang juga setia dengan MU seperti Sir Bobby Charlton, Bill Foulkes, Denis Irwin, Ryan Giggs, dan Gary Neville. Dua nama terakhir masih menjadi rekan satu timnya.

Berkat sikap setianya itu pula, Fergie tak pernah ragu untuk membawa Scholes di setiap laga penting. Ferguson pun menunjuknya sebagai starter dalam semifinal pertama antara MU dan tuan rumah Barcelona, Rabu (23/4). Itulah laga ke-100 bagi Scholes di Liga Champions, tentunya bersama Setan Merah. Sayang, waktu itu MU bermain buruk dan hanya bermain imbang 0-0.

Ketika MU ganti menjamu Barcelona di semifinal kedua, Selasa (29/4), Scholes masih menjadi kepercayaan Fergie. Dia menjadi pemain tertua kedua setelah kiper Edwin van der Sar. Scholes membuktikan bahwa Fergie tak salah memilih karena lewat dirinyalah MU akhirnya menembus partai final Liga Champions. Tendangannya dari jarak 30 meter begitu keras melayang ke gawang Victor Valdes. Sang kiper gagal menggapai bola dan MU unggul 1-0.

“Dia salah satu pemain besar dalam sejarah MU,” kata Ferguson usai mengalahkan Barca.”Apa yang membuat kami lolos? Tentu saja kami bermain sangat disiplin dan memiliki kualitas pemain yang fantastis, yakni Paul Scholes. Lihat sendiri golnya!” ujar kapten Rio Ferdinand soal rekan satu timnya itu.

Usia boleh tua, tapi main tetap oke. Mungkin itu prinsip sosok berusian 33 tahun tersebut. Performanya memang pernah menurun pada paruh pertama musim 2005-06. Namun, Scholes bangkit di paruh kedua dan bermain hingga akhir musim. Meski demikian, media sempat berspekulasi bahwa kariernya bakal tamat. Sakit hernia yang diderita Scholes semakin membuktikan bahwa pendapat media itu kian mendekati seratus persen benar.

Nyatanya, Fergie tak mau mendengar spekulasi media saat itu dan tetap menanti kehadiran Scholes di lapangan. Kali ini pelatih asal Skotlandia itu benar. Meski harus menunggu satu tahun untuk membuktikan pendiriannya itu, Scholes akhirnya bisa tampil di semifinal pertama Liga Champions melawan AC Milan. Scholes main cantik dan berhasil mengakali bek gaek Paolo Maldini untuk memberikan umpan lambung kepada Wayne Rooney. Meski akhirnya MU kalah di leg kedua, permainan Scholes toh tetap dianggap baik.

Sayangnya, pemain yang memiliki tendangan keras itu harus absen selama empat bulan. Cedera yang didapatnya saat berlatih menghadapi Dynamo Kiev telah merusak otot lutut. Dia baru kembali pada akhir Januari ketika MU mengalahkan Tottenham Hotspurs di babak keempat Piala FA.

Sayangnya, prestasi Scholes di timnas tidak segemilang di MU. Sudah 66 kali bersama Three Lions tak memberinya satu gelar pun. Ia pun harus menyudahi kariernya pada Agustus 2004 setelah tujuh tahun berkiprah bersama tim St George’s Cross.

Lantas, kapan peraih treble winner bersama MU pada 1999 itu bakal menyudahi karier sepak bolanya? Tak ada seorang pun yang tahu. Kalaupun sudah tamat sebagai pemain, Setan Merah sepertinya bakal menyiapkan tempat baginya untuk terus berada di Old Trafford. Hal yang sama sudah dibuktikan oleh Ole Gunnar Solskjaer, mantan rekan satu tim yang juga setia di MU. Solkjaer kini dipasrahi tugas melatih tim Primavera MU dan diprediksi bakal meneruskan tampuk pimpinan yang dipegang Ferguson.

 

0 Responses to